Kapolri Gelar Wayang Kulit, Ini Tujuan Sebenarnya
Polri menggelar pagelaran budaya wayang kulit dengan Lakon Wahyu Makutharama di Lapangan Bhayangkara, Jakarta Selatan, Jumat (3/2) malam.
PORTALKITA.ID - Polri menggelar pagelaran budaya
wayang kulit dengan Lakon Wahyu Makutharama di Lapangan Bhayangkara, Jakarta
Selatan, Jumat (3/2) malam.
Kegiatan itu digelar agar solidaritas dan
sinergitas TNI dan Polri makin kokoh.
Acara itu dihadiri oleh Kapolri Jenderal Listyo
Sigit Prabowo, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, dan seluruh Kepala Staf
TNI.
Dalam kesempatan itu, Jenderal Listyo mengatakan
pagelaran wayang kulit merupakan bentuk kesepakatannya bersama dengan Panglima
TNI dalam rangka menjaga serta melestarikan budaya asli Indonesia.
"Jadi, hari ini sesuai dengan kesepakatan Pak
Panglima bahwa kami sepakat untuk terus Nguri-uri budoyo menjaga
dan mengembangkan budaya. Setelah beberapa waktu yang lalu kami melaksanakan
pagelaran wayang orang bersama TNI-Polri di Taman Ismail Marzuki," kata
Listyo.
Selain merawat budaya asli Indonesia, Listyo mengatakan
kegiatan itu digelar agar sinergisitas dan soliditas antara TNI dan
Polri makin kuat.
"Kegiatan hari ini utamanya adalah melanjutkan
kegiatan dalam rangka memperkuat soliditas TNI-Polri yang selama ini sudah
terjalin dengan baik yang selama ini sudah kompak," ucap eks Kabareskrim
Polri itu.
Orang nomor satu di Korps Bhayangkara itu mengatakan
kegiatan itu juga sekaligus kesempatan untuk lebih mendekatkan diri antara
TNI-Polri dengan seluruh lapisan elemen masyarakat Indonesia.
"Harapan kami tentunya soliditas TNI-Polri ini
tentunya akan sangat bermanfaat dengan kegiatan yang dihadiri oleh komunitas
wayang, teman-teman dari Ormas, OKP, dan pecinta budaya yang lain kami harapkan
mendekatkan TNI-Polri dengan masyarakat," kata Sigit.
Alumnus Akpol 1991 itu mengatakan pagelaran budaya
wayang kulit dengan Lakon Wahyu Makutharama tersebut mendapatkan banyak
pelajaran yang bisa dipetik oleh masyarakat.
Pasalnya, kata Listyo, di dalamnya mengandung
ajaran Hastabrata, yakni mengajarkan tentang jiwa kepemimpinan.
"Masyarakat bersama pemimpinnya memiliki
hubungan yang saling mendukung. Pemimpin bisa mengayomi rakyatnya. Demikian
juga rakyat juga memahami apa yang menjadi tugas pemimpinnya," tutur
Listyo.
Dengan lakon itu, imbuh Listyo, dapat membentuk
karakter kepemimpinan yang terus menjaga dan mempertahankan nilai persatuan dan
kesatuan di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Tentunya akan semakin memperkuat persatuan
dan kesatuan masyarakat khususnya menghadapi tahun politik," kata Listyo.
Sementara itu, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono
mengapresiasi Kapolri yang telah merawat dan melanjutkan komitmen bersama dalam
rangka merawat budaya asli Indonesia.
Menurut Yudo, hal itu merupakan wujud kelanjutan
dari sinergitas TNI-Polri.
"Sinergitas
tidak hanya menjaga kedaulatan dan keamanan negara saja. Juga menjaga
kedaulatan budaya, wayang kulit adalah budaya asli Indonesia yang harus kita
lestarikan," kata Yudo.(red)
Sumber
: JPNN