Iklan

Maria Netty, Sosok Pengusaha Toko Emas Yang Sederhana dan Sangat Dermawan

Poto bersama Maria Netty, Suami dan putra putrinya.(Poto:Djumilda/portalkita.id)

PORTALKITA.ID, BUNGO - Murah senyum, berperawakan tenang, tampil sederhana dan luwes diajak bicara. Wanita muda belia bernama Maria Netty sosok ibu dari Haikal dan Azra, juga istri yang tangguh untuk kacamata banyak kalangan. 


Berasal dari keluarga yang berkecukupan, anak ke 2 dari 8 bersaudara dari pasangan ibu Ramaini dan ayah Amiruddin, menjadikan Netty terlihat biasa menyikapi limpahan harta dari kehidupan bersama suami Nasrul usia 47 tahun. Anak ke 3 dari 6 bersaudara pasangan ibu Reno Ali dan bapak Ruslan.  


Netty jebolan Universitas Padang (UNP) berasal dari Kabupaten Padang Pariaman memilih ikut suami berniaga di daerah transmigrasi kuamang Kuning, kecamatan Pelepat Ilir, Kabupaten Bungo Provinsi Jambi, Sekira 75 kilometer dari kota Bungo. Terbilang cukup Lux dengan usaha bersama suaminya mengelola toko emas Citra Murni 2. 


Usaha logam mulia yang dirintis keluarga suami beserta 4 orang adik dan kakak cukup terbilang sukses, sejak 20 tahun lebih. Tak lantas membuat mereka sombong. Bak instrument kehidupan, perpaduan indah usaha logam mulia melesat pesat. Kunci keberhasilan mereka adalah kekompakan dan rukun dalam kehidupan, hingga terlihat sangat harmonis.


Sangat mencolok dalam keseharian keluarga besar itu rasa persaudaraan yang kental, kesederhanaan dan sifat dermawan. Kiranya itulah yang dominan serta menjadi kewajiban bagi keluarga pengusaha yang punya 4 toko di Kuamang. 


Meski mereka menghandle masing-masing toko ritme kehidupan serta keselarasan tetap sama. Dengan istilah ilmu padi makin berisi kian runduk, terlihat keseharian keluarga suami Netty tetap stabil dalam mewujudkan tempat bermukim. 


Netty dan suami Nasrul memilih membuat mewah rumah ibadah 5 tahun lalu itu sudah terealisasikan di sebuah daerah Sungai Sariak Padang Pariaman yaitu masjid AL- IMTIYAAZ Bukik Kandih berdiri megah di Ponpes Nurul Yaqin sekira 12 kilometer dari kota Pariaman. Pembangunan masjid yang menghabiskan dana Rp 2 Miliyar belumlah cukup untuk keluarga dermawan ini, 


Bukti peduli Neti dan suami tidak sampai disitu, mereka punya anak asuh yang kini kuliah di Yaman, Universitas Al-Ahgaf. Walau kehadiran anak asuh yang bernama Rohid itu belum pernah ada, hanya lewat perantara guru spiritual, Buya Jali Sadana yang saat itu mengajukan proposal menggalang dana siswa undangan untuk Rohid. Dari keluarga kurang mampu. 


Tanpa pikir panjang Netty dan suami ikut mengisi sumbangan ala kadarnya. Hingga semester 4 kini Rohid bukan sebatas ala kadarnya, keluarga ini seakan sudah memiliki keterikatan bathin, seakan Rohid bagian dari keluarga. Rohid sudah tidak sungkan mengajukan keluhan keuangan, memang tak ada keluarga selain Netty yang mampu menopang biaya kuliah di negri orang. 


Suport suami melegakan Netty untuk terus berbagi. Hal lain yang juga tak kalah menariknya di tahun 2018 Netty dan suami Nasrul telah ikut berpartisipasi dalam kegiatan bedah rumah sebanyak 3 kali. Hal ini dipercayakan pada teman Netty yaitu Babinkamtibmas Bripka Afdal Bustami, SH dan dapat apresiasi dari Kapolres kota Pariaman. 


Netty dan para donator lainnya lebih memilih di belakang layar. Waktu diminta hadir dalam peresmian penyerahan kunci rumah Netty tak mau hadir. Hingga ke 3 kali. Prinsip hidupnya ialah bahagia itu ketika kita mampu membahagiakan orang lain.


Ditanya kapan akan bertemu Rohid. ..? Nanti kalau sudah tamat kuliah Rohid sangat ingin menemui Netty dan keluarga. Tidak sampai di situ, semoga Rohid yang penghafal Alquran di akhirat kelak, juga bisa mencari tangan orangtua angkat yang telah membantunya bisa melanjutkan study menuju jannahNya. 


Hafiz Quran Rohid sudah bisa menulis buku dan akan diterbitkan dalam waktu dekat. Indahnya berbagi !! 


Disinggung tentang ujian hidup, Netty tidak menampik, ujian itu ada suka dan duka katanya. Saat suka kita harus bijak untuk mau berbagi, materi, pikiran dan mesti cermat. Kala duka kita mesti sabar dan tetap berbaik sangka pada Pencipta. Tak kan jatuh sehelai daunpun tanpa izin Allah.


Bersedih tentu, tapi jangan berlebihan bisa mendekatkan ke kufur. Musibah bagi Netty memang tak ada orang yang siap. Jika ingin kita kian dekat dengan ALLAH, saat diuji dengan musibah, mampukah mengoreksi diri? Jika mampu akan diberi petunjuk jalan yang benar.


Pemilik tubuh ideal itu tidak pernah membedakan manusia, apapun statusnya. Dan Netty juga sangat cerdas dalam menyantuni seseorang dan lebih selektif menyikapinya. Semoga Sehat selalu sekeluarga ya.***




Penulis : Djumilda A Chaniago

Editor: S.Supriyadi